Langsung ke konten utama

Resep Sayur Sawi Kuah Santan ala JSR




Seringkali kita mendengar kalau memasak santan tidak baik untuk kesehatan. Dulu aku pun berpikiran demikian. Berusaha menghindari santan. Namun, setelah mengenal ilmu JSR dari dokter Zaidul Akbar ternyata kita dibolehkan konsumsi santan. Dengan catatan cara memasaknya benar dan satu lagi tidak berlebihan ya. Sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik. Lalu bagaimana cara memasak santan menurut ilmu JSR?

Mulanya begitu mengenal JSR aku hindari masak santan bahkan dikatakan belum pernah. Tapi begitu melihat postingan di IGnya mbak @sulistyowati_05 jadi tahu oh ternyata boleh masak santan tapi caranya harus benar. Kali ini aku mencoba resep sawi kuah santan.






Bahan-bahan yang dibutuhkan:

1. Sawi putih
2. Kelapa
3. Tahu
4. Gula aren atau gula jawa, hindari gula pasir

Bumbu-bumbu:

1. Bawang merah
2. Bawang putih
3. Lombok
4.  Miri
5.  Laos
6. Salam




Cara memasak:

1. Santan dan tahu dipotong-potong
2. Bawang merah, bawang putih dan lombok diiris dulu lalu diulek
3. Gula aren diiris tipis
4. Kelapa diparut
5. Untuk membuat santan, kelapa parut tadi diperas dengan air matang suhu normal
6. Masukkan sedikit minyak, kalau bisa minyak kelapa untuk menumis bumbu





7. Jika sudah panas, masukkan semua bumbu tunggu sampai setengah matang
8. Lalu masukkan irisan gula aren atau gula jawa
9. Jika sudah bercampur, masukkan sawi kemudian tahu
10. Apabila sudah agak matang, matikan kompor
11. Masukkan santan lalu garam
12. Tes rasa jika sudah pas, masakan siap dihidangkan


Dalam resep JSR ini yang membedakan adalah cara memasak santan yang tidak dipanaskan. Diperas dengan air yang sudah matang dalam suhu normal. Saat memasukkan ke sayuran dalam kondisi kompor sudah dimatikan. Jadi santan aman dikonsumsi jika tidak dipanaskan.
Itu tadi resep sayur sawi kuah santan ala JSR semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengunjungi 3 Lokasi Wisata di Semarang

Setiap ada liburan panjang saya biasa gunakan untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata. Namanya bepergian pasti membutuhkan waktu, biaya dan fisik yang kuat. Kalau saja pikniknya sampai seharian, sementara besok bekerja, dikhawatirkan tidak masuk kerja karena kecapaian. Maka dari itu gunakan musim liburan ini untuk jalan-jalan. Liburan lebaran tahun kemarin kami pergi ke Demak dan Kudus. Nah, kali ini milih ke Semarang karena memang sudah menjadi keinginan tahun lalu tapi baru terealisasi sekarang. Sebenarnya tidak ada perencanaan matang untuk ke sana. Hanya spontanitas saja. Sejak awal suami ingin ke Masjid Agung Semarang. Mulanya saya agak kurang tertarik. Paling masjid juga gitu-gitu saja. Sebab sudah sering sekali kalau bepergian mampir ke masjid yang dilewati untuk sholat. Tapi akhirnya ikut pilihan suami. Dari Sragen kami berangkat pukul sembilan pagi. Memilih rute Purwodadi-Demak. Arah ini jalannya memang tidak terlalu besar, hanya terdiri dua lajur. Kelebihannya...

Sensasi Mandi Air Panas di Objek Wisata Bayanan

                         Kali ini saya jalan-jalan ke suatu objek wisata yang dekat dengan rumah. Bayanan merupakan daerah yang memiliki potensi alam cukup menarik. Air panas menjadi ikon tempat wisata di daerah ini. Pemandian air panas biasanya berada di dekat gunung berapi. Namun, meski jauh dari gunung berapi tempat ini terdapat sumber air panas. Berlokasi di Bayanan, Desa Jambean, Kecamatan Sambirejo, Sragen. Lokasi pemandian ini berjarak sekitar 17 km ke arah tenggara dari Kota Sragen. Saat ini ojek online sudah memasuki Sragen, sehingga jika ada wisatawan yang ingin berkunjung ke sini bisa menggunakan jasa tersebut. Untuk mencapai objek wisata ini  ada beberapa alternatif. Salah satunya melewati rute dari kecamatan Kedawung, terdapat hutan karet yang indah dan jalan-jalan pedesaan yang asri. Akses jalan menuju Bayanan juga mudah dan bagus walaupun tidak terlalu lebar. Anda ...

Masjid Suciati Saliman, Masjid yang Mengerti Kebutuhan Kaum Hawa

Bermula dari beredarnya informasi sebuah masjid megah viral di media sosial. Aku pun penasaran dan terus mengulik informasi tersebut. Lokasinya ada di Jalan Gito-gati, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Rasanya kok tidak asing dengan nama jalan tersebut. Kalau enggak salah sekitar rumah pemotongan ayam. Meski aku asli Yogya, tapi sudah enam tahun tidak tinggal di sana sehingga mulai banyak yang lupa. Setelah aku tanyakan ke keluarga di Yogya, ah ternyata benar! Lokasi masjid hanya berjarak sekira 1,5 km dari rumah orangtuaku. Cukup dekat bukan. Pertama kali datang ke Masjid Suciati Saliman tahun 2018. Beberapa bulan setelah diresmikan. Kemegahan masjid ini sudah tampak. Arsitektur bangunan ini perpaduan Timur Tengah dan Jawa. Mirip dengan Masjid Nabawi jika dilihat dari pintu berlapis emas dan beberapa menara yang menjulang tinggi. Saat malam hari tampak keindahan cahaya lampu berwarna hijau dari menara masjid.   Dulu sekira tahun 2012-2013 sepekan sekali a...