Langsung ke konten utama

Oseng-oseng ala JSR Tanpa Minyak Goreng




            Halo sahabat, kali ini saya akan berbagi resep ala JSR (Jurus Sehat Rasulullah). Kita kan sudah tau nih masakan ala JSR itu menghindari menggunakan 5 bahan salah satu diantaranya yakni minyak goreng. Padahal selama ini ibu-ibu saat memasak tidak terlepas dari menumis sayuran. Sementara minyak yang sering digunakan adalah kelapa sawit. Cukup banyak beredar di pasaran dan harganya pun murah. Kalau mau menumis sebaiknya gunakanlah minyak kelapa. Ini jauh lebih aman. Tapi kali ini saya akan mencoba oseng-oseng ala JSR tapi tanpa minyak goreng.





Bahan-bahan:
1.      Jamur tiram
2.      Jagung kecil
3.      Daun melinjo/so
4.      Telur puyuh
5.      Tauge

Bumbu-bumbu:
1.      Bawang merah
2.      Bawang putih
3.      Lombok sret
4.      Gula jawa
5.      Garam



Cara membuat:
1.      Iris tipis-tipis jagung kecil, potong-potong daun melinjo dan suwir-suwir jamur tiram
2.      Masukkan jamur tiram, jagung kecil, daun melinjo tauge ke dalam air berisi garam untuk menghilangkan kandungan pestisida. Rendam selama kurang lebih 10-15 menit. Harusnya merendam sayuran sebelum diiris, tapi kalau sayurnya ukuran besar harus membutuhkan wadah yang besar juga. Dengan diiris lebih menghemat tempat
3.      Iris tipis-tipis bawang merah, bawang putih, lombok dan gula jawa
4.      Saatnya menumis. Berhubung saya mau menghindari minyak goreng maka minyak saya ganti air. Masukkan air sedikit saja, lalu masukkan bawang merah, bawang putih dan lombok. Tunggu sebentar sembari diolak-alik. Sekiranya sudah agak matang lalu masukkan gula jawa.
5.      Jika gula jawa sudah mencair dan bercampur dengan bumbu masukkan jamur tiram, jagung kecil, daun melinjo, tauge. Diolak-alik kalau sudah agak setengah matang masukkan air sedikit. Tunggu beberapa menit. Lalu masukkan telur puyuh.
6.      Lihat tekstur sayur apabila sudah empuk matikan kompor
7.      Masukkan garam secukupnya dan tes rasa jika sudah pas masakan siap disajikan.
Semoga tips tadi masakan tadi bermanfaat.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mini Zoo Jogja Exotarium Wahana Edukasi Anak Mengenal dan Berinteraksi dengan Hewan

Setiap kali ke Yogya selalu saja ada keinginan bepergian ke suatu tempat. Entah itu ke objek wisata atau hanya sekadar jalan-jalan ke toko buku. Selain tujuan utama ke Yogya adalah silaturahim mengunjungi orangtua, kakak dan ponakan. Kebetulan saat saya ke sana, ponakan sedang liburan semester. Soalnya liburan ponakan berbeda dengan sekolah pada umumnya. Tepatnya hari S enin, 9 Desember 2019 tanpa perencanaan matang, saya mengajak ponakan jalan-jalan. Mereka ingin ke Mini Zoo Jogya Exotarium. Awalnya saya kurang setuju karena sekira dua tahun yang lalu kami pernah ke sana. Baru saja pembukaan awal, jadi wahana belum lengkap dan masih dalam proses pembangunan. Belum banyak pohon, udaranya cukup panas. Tapi, akhirnya saya setuju kan memang tujuannya buat nyenengin ponakan. Meski jarak rumah orangtua menuju Jogja Exotarium hanya sekitar 1,5 km sangat dekat sekali. Bisa ditempuh dengan naik sepeda motor. Namun, saya memilih memesan taksi online. Dikarenakan bawa ponakan ...

Masjid Suciati Saliman, Masjid yang Mengerti Kebutuhan Kaum Hawa

Bermula dari beredarnya informasi sebuah masjid megah viral di media sosial. Aku pun penasaran dan terus mengulik informasi tersebut. Lokasinya ada di Jalan Gito-gati, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Rasanya kok tidak asing dengan nama jalan tersebut. Kalau enggak salah sekitar rumah pemotongan ayam. Meski aku asli Yogya, tapi sudah enam tahun tidak tinggal di sana sehingga mulai banyak yang lupa. Setelah aku tanyakan ke keluarga di Yogya, ah ternyata benar! Lokasi masjid hanya berjarak sekira 1,5 km dari rumah orangtuaku. Cukup dekat bukan. Pertama kali datang ke Masjid Suciati Saliman tahun 2018. Beberapa bulan setelah diresmikan. Kemegahan masjid ini sudah tampak. Arsitektur bangunan ini perpaduan Timur Tengah dan Jawa. Mirip dengan Masjid Nabawi jika dilihat dari pintu berlapis emas dan beberapa menara yang menjulang tinggi. Saat malam hari tampak keindahan cahaya lampu berwarna hijau dari menara masjid.   Dulu sekira tahun 2012-2013 sepekan sekali a...

Mengenal Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Pertama kali ke Masjid Gedhe Kauman Yogya saat masih di bangku TK. Waktu itu aku menunggu bapak yang sedang melatih muridnya pencak silat. Kebetulan bapak ikut pencak silat Tapak Suci. Sebenarnya sudah beberapa kali ke sini tapi tidak pernah menyempatkan untuk mengambil foto. Latihan pencak silat dilakukan di halaman Masjid Gedhe Kauman ini. Tepatnya di depan bangunan yang menghadap ke selatan bernama pagongan . Setiap kali ke sini, pintunya selalu dalam kondisi tertutup. Semntara bangunan yang menghadap ke barat bernama pejagan sekarang digunakan sebagai tempat ”Suara Muhammadiyah Corner.” Kita ketahui Muhammadiyah berdiri pertama kali di Yogyakarta. Makanya di pusat kota ini banyak jejak bangunan Muhammadiyah. Tidak jauh dari sini ada Pesantren Mualimin dan Mualimat. Mualimin untuk laki-laki, sedangkan Mualimat untuk perempuan. Ada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Sekolah Muhammadiyah bertebaran dimana-mana. Jadi ingat ibuku, yang notabene tinggal di Sleman, sekolah...