Bermula dari beredarnya informasi sebuah masjid megah viral
di media sosial. Aku pun penasaran dan terus mengulik informasi tersebut.
Lokasinya ada di Jalan Gito-gati, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Rasanya kok
tidak asing dengan nama jalan tersebut. Kalau enggak salah sekitar rumah
pemotongan ayam. Meski aku asli Yogya, tapi sudah enam tahun tidak tinggal di
sana sehingga mulai banyak yang lupa. Setelah aku tanyakan ke keluarga di
Yogya, ah ternyata benar! Lokasi masjid hanya berjarak sekira 1,5 km dari rumah
orangtuaku. Cukup dekat bukan.
Pertama kali datang ke Masjid Suciati Saliman tahun 2018.
Beberapa bulan setelah diresmikan. Kemegahan masjid ini sudah tampak.
Arsitektur bangunan ini perpaduan Timur Tengah dan Jawa. Mirip dengan Masjid
Nabawi jika dilihat dari pintu berlapis emas dan beberapa menara yang menjulang
tinggi. Saat malam hari tampak keindahan cahaya lampu berwarna hijau dari
menara masjid.
Dulu sekira tahun 2012-2013 sepekan sekali aku selalu melewati
Jalan Gito-gati. Tapi saat itu Masjid Suciati Saliman belum ada. Ketika itu aku
masih menjadi guru Bahasa Jepang di sebuah SMA N 1 Turi. Setiap kali melewati
jalan ini, aku selalu memperhatikan bangunan-bangunan yang menarik perhatianku.
Sebelah utara dari masjid ini ada sebuah rumah megah nan
luas. Bagian depan berisi taman yang memanjang dengan bunga berwarna-warni. Di
kanan kiri dan belakang rumah ini berupa sawah. Pintu gerbangnya sering
tertutup. Jarang sekali pemilik rumah ada di sini. Paling hanya tukang kebun
yang nampak merawat taman ini. Dari rumah ini ke utara lagi juga ada rumah
mewah. Aku sering bertanya-tanya, siapa pemilik rumah mewah ini?. Dugaanku
kalau tidak pengusaha, pejabat atau artis. Tapi kini tepat di pojok perempatan,
arah selatan dari dua rumah mewah tersebut berdiri sebuah bangunan megah. Bukan
rumah pribadi melainkan rumah Allah. Setiap muslim bisa menikmati kemegahan
bangunan ini.
Pendiri
Masjid Suciati Saliman
Nama Masjid Suciati Saliman berasal
dari nama pemilik masjid ini. Ibu Suciati Saliman Riyanto Raharjo. Ibu Suciati
sudah memiliki mimpi ingin membangun masjid sejak duduk di bangku SMP. Selama
sekira 23 tahun beliau menabung untuk mewujudkan impiannya. Proses pembangunan
masjid ini memakan waktu selama tiga tahun. Mulai dibangun tahun 2015 dan
selesai tahun 2018. Meski saat peresmian belum sepenuhnya selesai seperti saat
aku ke sana bagian gudang masih proses pembenahan.
Ibu Suciati Saliman adalah pemilik
Rumah Potong Ayam (RPA) modern bernama RPA Saliman dengan brand ayam “SR”
berada di Jalan Gito-gati, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Pada tahun 2014
beliau mendirikan PT Sera Food Indonesia yang memproduksi makanan beku seperti sosis,
nugget, bakso dan patties. Lokasi tempat usahanya berseberangan jalan dengan
masjid ini. Sebenarnya aku sudah lama tahu rumah potong ayam ini. Beberapa
kawan lulusan peternakan UGM juga bekerja di RPA Saliman.
Bangunan
Masjid Suciati Saliman
Mesjid Suciati Saliman memiliki luas 1600 meter persegi yang
berlantaikan tiga dan satu basement. Secara umum bangunan ini mirip Masjid
Nabawi. Desain ini memadukan desain khas Timur Tengah dan khas Jawa. Untuk khas
Timur Tengah bisa dilihat dari pintu yang berlapis emas di sepanjang tepi pintu
yang sama persis dengan pintu Masjid Nabawi di Timur Tengah. Sementara untuk
kultur Jawa dapat dilihat dari desain atap berbentuk limas. Selain itu terdapat
bedug yang berada di depan pintu masuk. Bedug ini berukuran panjang 170 cm
dengan diameter 130 cm, dibuat oleh perajin dari Cirebon. Menariknya bahan dari
bedug ini berasal dari kayu trembesi yang sudah berusia 127 tahun dari
Majalengka. Masya Allah usia kayu ini sudah sangat tua, tentu langka ditemui. Sedangkan
kulit bedug dari kulit kerbau jantan.
Menara masjid ini berjumlah lima buah yang menandakan shalat
lima waktu. Terdapat satu menara induk dan empat buah menara anak. Jumlah pintu
ada sembilan buah yang menggambarkan Wali Songo yang berjasa menyebarkan agama
Islam di tanah Jawa.
Lokasi
parkir
Dulu pertama kali ke sini belum ada basement atau lantai
bawah tanah yang digunakan untuk parkir. Parkir kendaraan hanya di halaman
masjid yang ukurannya tidak besar. Sebagian bangunan belum selesai dibangun. Saat
ini pengunjungnya semakin banyak meski tidak waktu jam shalat pun tetap ramai
dikunjungi. Apalagi semenjak parkir kendaraan roda empat ditambah di seberang
masjid yang ukurannya cukup luas, tempatnya ada dibelakang deretan toko. Tampak
beberapa bus rombongan kelompok pengajian mampir ke masjid ini.
Lantai
Masjid Suciati Saliman
Lantai Basement
Lantai ini digunakan untuk tempat parkir. Selain itu juga
dipakai untuk kegiatan prasmanan dan menyimpan perlengkapan.
Lantai 1
Lantai ini digunakan untuk gedung serbaguna, seperti
pengajian, talkshow dan lain sebagainya.
Masjid ini dilengkapi lift sehingga membantu para difabel
atau orangtua yang menggunakan kursi roda tetap bisa berjamaah di masjid ini.
![]() |
Pintu masuk lantai satu |
Lantai 2
Lantai dua digunakan untuk jamaah shalat laki-laki. Di situ
juga terdapat ruangan kosong berpintu kaca tapi aku belum tahu digunakan untuk
apa.
![]() |
Mimbar ada di lantai dua |
Lantai 3
Lantai tiga digunakan untuk tempat shalat perempuan. Begitu aku
masuk lantai ini rasanya nyaman dan damai. AC yang beroperasi 24 jam membuat
udara sejuk, dilengkapi pengharum ruangan. Disediakan mukena yang digantungkan
di dalam lemari. Ruangan berAC ditambah dengan pengharum ruangan membuat mukena
yang tergantung tidak bau apek. Tersebab tak jarang ditemui mukena di sebuah
masjid tapi baunya tak enak.
![]() |
Tempat shalat jamaah putri |
Masjid yang
Mengerti Kebutuhan Kaum Wanita
Di sebelah timur lantai tiga ini terdapat ruangan untuk
kajian akhwat atau perempuan. Menariknya di tempat ini dilengkapi dengan Kids
Education Centre. Tempat bermain anak. Memfasilitasi kaum ibu yang membawa buah
hati tapi tetap bisa ngaji. Biasanya ini menjadi kendala para ibu yang membawa
anaknya karena tidak ada wahana bermain jadinya tidak bisa mengaji.
![]() |
Ruang kajian akhwat |
![]() |
Kids Education Centre |
Masih dalam ruang lantai tiga terdapat kamar mandi untuk
buang air kecil saja bukan buang air besar sebanyak dua buah dan tempat wudhu.
Fasilitas yang lengkap ini membuat masjid ini seakan mengerti kebutuhan kaum
hawa. Kita ketahui bahwa wanita termasuk sering ke buang air kecil sehingga
disediakan kamar mandi strategis yang berada di dalam lantai tiga. Bukan di
lantai bawah atau pun di luar ruangan lantai tiga. Sebab beberapa masjid aku
temui yang menempatkan kamar mandi di lantai bawah padahal tempat shalat
perempuan ada di lantai dua. Hal ini tentu menyulitkan para perempuan saat
buang air kecil atau berwudhu jika tiba-tiba saat shalat batal. Harus berjalan
jauh. Ada juga yang masih satu lantai dengan tempat shalat perempuan tapi
lokasinya jauh atau di luar tempat shalat. Lantai tiga Masjid Suciati Saliman
ini ibarat sebuah kamar tidur terdapat kamar mandi dalam, nah bisa membayangkan
kan gimana nyamannya.
Inilah jawaban mengapa aku mengatakan bahwa masjid ini
mengerti kebutuhan wanita. Mulai dari ruang kajian akhwat dilengkapi Kids
Education Centre ditambah kamar mandi dan tempat wudhu yang lokasi berdekatan
dengan tempat shalat sehingga tidak menyulitkan jamaah putri. Fasilitas yang
begitu mengerti kebutuhan wanita ini, membuat aku tersadar bahwa pendiri masjid
ini adalah seorang ibu yang tentu tahu kendala apa yang sering dialami ketika
berada di masjid. Dan masjid ini berusaha untuk memberi solusi atas masalah
kaum wanita.
![]() |
Tempat wudhu putri |
Spot Selfie
Sebenarnya mau ngebahas tempat selfie di masjid ada rasa
tidak enak. Terkesan bahwa masjid malah digunakan untuk berfoto. Tapi aku coba ambil
positifnya saja. Begini ketika seseorang berfoto di sebuah masjid lalu di share
di sebuah media sosial, lalu ada orang lain melihat dan tertarik datang ke
masjid tersebut, shalat di situ berarti telah menjadi jalan amal jariyah para
donatur di masjid ini. Nah, semoga tak hanya foto di masjid tapi nanti
berlanjut mengikuti kajiannya.
Salah satu spot menarik untuk berfoto adalah sisi kiri masjid
yang terdapat tiga pintu berwarna kuning keemasan. Tepat menghadap ke Jalan
Gito-gati. Bagian depan masjid juga menarik, hanya saja disitu ramai lalu
lalang jamaah sehingga agak sulit bisa mengambil foto dalam kondisi sepi pengunjung.
Program
Sedekah Masjid Suciati Saliman
Berdasarkan informasi dari IGnya Kang Rendy Saputra selaku
Dewan Syura Masjid Suciati Saliman, berikut program sedekah makanan masjid ini:
- Setiap sesi buka puasa senin
dan kamis disediakan 500 porsi makanan kudapan dan makanan berat
- Setiap hari rabu, jumat dan
sabtu antara maghrib sampai isya disediakan makan malam 200 sampai 300 porsi
- Setiap jumat siang disediakan
1500-200 porsi
- Setiap ahad pagi disediakan
1500-2000 porsi
- Setiap hari selasa, rabu
jumat dan sabtu bada subuh disediakan sarapan berkah sebanyak kurang lebih 200
porsi
Masjid ini setidaknya menyalurkan 25000 sampai dengan 30000
riibu porsi per bulan. Dari sini dapat dilihat bahwa masjid ini setiap hari
selalu menyediakan menu makanan.
![]() |
Air mineral Masjid Suciati Saliman |
Masjid Suciati Saliman tidak hanya megah tapi juga makmur.
Berbagai kajian rutin diadakan dan sering menyediakan makanan untuk jamaah. Ada
sebagian orang yang bertanya apakah orang kaya memiliki hak menikmati makanan
yang disediakan masjid ini? Kang Rendy selaku Dewan Syura masjid ini pun
menjawab bahwa semua jamaah berhak mendapat makanan tanpa memandang dia orang
kaya atau bukan. Makanan ini disediakan bukan untuk fakir miskin, tapi untuk
semua jamaah masjid yang hadir.
Dari sekian masjid yang pernah aku kunjungi, baru kali ini
yang bikin nyaman kaum hawa. Buat para perempuan sesekali coba untuk
mengunjungi dan melaksanakan shalat di masjid ini. Nanti akan bisa merasakan
bagaimana kenyamanan dari masjid ini.
Komentar
Posting Komentar